Oleh : Arief Bharata Al-Huda, S.Psi., M.M.
(Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PDM Kota Yogyakarta)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Innal hamda lillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa na’uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illa llahu, wa asyhadu anna muhammadar rosulullah. Allaahumma sholli ‘ala sayyidinaa muhammadin wa’ala alihi wa ash-habihi ajma’iin. Ammaa ba’du
Jama’ah Jum’at yang berbahagia, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabbul Alamin, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Marilah kita sama-sama merefleksikan kembali tentang keimanan kita kepada Allah SWT. Tauhid adalah pondasi utama dalam agama Islam. Mentauhidkan Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa hanya Allah SWT satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah SWT berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Wa mâ khalaqtul-jinna wal-insa illâ liya‘budûn
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)
Ayat di atas menegaskan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa menjaga ketauhidan kita dan menjauhi segala bentuk syirik.
Tidak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib secara khusus dan kepada para jama’ah semuanya. Untuk senantiasa memperkuat keimanan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah –azza wa jalla-. Karena dengan iman dan takwa itulah sebaik-baik bekal untuk kembali menghadap kepada Allah di hari akhir nanti.
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Akhlak mulia merupakan cerminan keimanan seseorang. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia. Beliau memiliki akhlak yang sangat mulia, sehingga beliau dijuluki sebagai Al-Amin (orang yang terpercaya).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Laqad kâna lakum fî rasûlillâhi uswatun ḫasanatul limang kâna yarjullâha wal-yaumal-âkhira wa dzakarallâha katsîrâ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah bagimu, yaitu bagi orang yang berharap (rahmat) kepada Allah dan hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi kita semua. Beliau mengajarkan kepada kita bagaimana cara bersikap baik kepada sesama, bagaimana cara bersabar dalam menghadapi cobaan, dan bagaimana cara menjaga hubungan dengan Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW tidak hanya dikenal sebagai utusan Allah, tetapi juga sebagai sosok teladan dengan akhlak yang sangat mulia. Kemuliaan akhlak beliau menjadi salah satu faktor utama dalam penyebaran Islam dan keberhasilan beliau dalam mengubah masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang beradab.
Mengapa Akhlak Beliau begitu Mulia?
- Teladan langsung dari Allah: Allah SWT memuji akhlak Nabi Muhammad SAW dalam Al-Quran, menegaskan bahwa beliau adalah suri tauladan terbaik bagi seluruh umat manusia.
- Pembentukan sejak kecil: Sejak kecil, Nabi Muhammad SAW dikenal memiliki sifat jujur, amanah, dan dermawan. Beliau selalu menjaga hubungan baik dengan semua orang, tanpa memandang status sosial.
- Perintah Allah untuk menyempurnakan akhlak: Salah satu misi utama kenabian beliau adalah menyempurnakan akhlak manusia.
- Pengalaman hidup yang membentuk: Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam di tengah berbagai tantangan dan cobaan semakin menguatkan akhlak mulia beliau.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia,
Implementasi Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk dapat meneladani akhlak Rasulullah SAW, kita perlu mengimplementasikan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh akhlak mulia yang dapat kita terapkan antara lain:
- Jujur: Selalu berkata jujur dalam segala keadaan, meskipun itu pahit diawal.
Al-Ahzab ayat 70:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
Yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha wa qûlû qaulan sadîdâ
” Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
- Amanah: Menjaga amanah yang dipercayakan kepada kita.
QS. Al-Anfal ayat 27:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ takhûnullâha war-rasûla wa takhûnû amânâtikum wa antum ta‘lamûn
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.”
- Sederhana: Tidak berlebih-lebihan dalam segala hal.
QS. Al-Furqan ayat 63:
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ
Wa ‘ibâdur-raḫmânilladzîna yamsyûna ‘alal-ardli …
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati …”
- Sabar: Sabar dalam menghadapi segala cobaan.
Al-Anfal: 46
… اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ
… Innallâha ma‘ash-shâbirîn
“ … Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
- Maaf memaafkan: Mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Al-A’raf: 199
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
Khużil-‘afwa wa`mur bil-‘urfi wa a’riḍ ‘anil-jāhilīn
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
- Toleransi: Menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan.
“Sesungguhnya Allah tidak akan menurunkan suatu urusan kecuali dengan musyawarah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Barangsiapa menghormati seorang alim karena ilmu yang dimilikinya, maka sesungguhnya ia telah menghormati Allah.” (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya di antara kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadistt di atas menunjukkan bahwa iman yang kuat akan tercermin dalam akhlak yang baik. Sebaliknya, seseorang yang memiliki akhlak yang buruk, maka imannya juga akan lemah.
Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW memiliki dampak yang sangat besar, baik bagi diri beliau sendiri maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Beberapa dampak positif tersebut antara lain:
- Menarik banyak orang untuk memeluk Islam: Akhlak mulia beliau menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk masuk Islam.
- Membentuk masyarakat yang lebih baik: Akhlak mulia beliau menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk membangun masyarakat yang lebih baik dan beradab.
- Menjadi pedoman hidup: Ajaran-ajaran beliau tentang akhlak menjadi pedoman hidup bagi setiap individu untuk mencapai kesempurnaan.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia,
Mengapa Kita Harus Meneladani Akhlak Beliau?
Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan meneladani akhlak beliau, kita akan:
- Menjadi pribadi yang lebih baik: Akhlak mulia akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih disukai, dan lebih bernilai di mata Allah SWT.
- Mendapatkan keberkahan: Orang yang berakhlak mulia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.
- Menjadi rahmat bagi sesama: Dengan akhlak yang baik, kita dapat menjadi rahmat bagi sesama manusia.
[mengakhiri khotbah pertama]
Jama’ah Jum’at yang kami muliakan,
QS. Al-Baqarah ayat 269:
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Yu’til-ḫikmata may yasyâ’, wa may yu’tal-ḫikmata fa qad ûtiya khairang katsîrâ, wa mâ yadzdzakkaru illâ ulul-albâb
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang diberi hikmah, ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.”
Akhlak mulia tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Dengan memiliki akhlak yang mulia, kita dapat hidup berdampingan dengan orang lain dengan penuh kedamaian dan saling menghormati. Jama’ah yang berbahagia, marilah kita senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas akhlak kita. Dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan keberkahan dan ridho dari Allah SWT.
Barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim
Khutbah Kedua
Alhamdulillahi robbil alamin wabihi nasta’inu ala umuriddunya waddin ashsholatu wassalamu’ala asrofil mursalin wa ala alihi washohbihi ajmain. Asyhadu allaa ilaaha illa llahu, wa asyhadu anna muhammadar rosulullah. Allaahumma sholli ‘ala sayyidinaa muhammadin wa’ala alihi wa ash-habihi ajma’iin. Ammaa ba’du
Do’a Penutup Khotbah Jum’at
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa. Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina. Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
k