pdmjogja.org – Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta kembali menggelar agenda rutin bulanan Muhasabah Muhammadiyah, sebuah gerakan spiritual berupa shalat malam dan shalat subuh berjamaah yang diselenggarakan secara kolektif sebagai bentuk introspeksi dan penguatan ruhiyah organisasi.
Kegiatan yang biasanya dilaksanakan setiap Ahad pertama ini, untuk bulan April 2025 digelar pada Ahad kedua (13/4/2025) bertempat di Masjid Banaran Pakualaman, Kompleks SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, Jalan Ki Mangunsarkoro No. 43, Kota Yogyakarta. Acara dihadiri oleh jajaran PDM Kota Yogyakarta, PCM dan PRM se-Kota Yogyakarta, Majelis dan Lembaga Muhammadiyah, organisasi perempuan ‘Aisyiyah, serta jamaah dan simpatisan dari berbagai wilayah.
Acara dimulai dengan shalat malam (qiyamullail) secara individu, dilanjutkan dengan shalat subuh berjamaah, khutbah muhasabah, dan diakhiri dengan ramah tamah serta sarapan soto bersama di Warung warga sekitar sebagai bentuk dukungan ekonomi umat.
Ketua PDM Kota Yogyakarta, H. Aris Madani, S.Pd., M.Si., menegaskan pentingnya muhasabah berjamaah dalam konteks organisasi.
“Syawal adalah bulan peningkatan. Maka dalam ber-Muhammadiyah, kita perlu terus meningkatkan dan memperbaiki kualitas diri, organisasi, kemasyarakatan, dan keumatan. Semua itu membutuhkan semangat bersama dan layanan yang terus ditingkatkan,” tegasnya.
Dr. H. Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A., Ketua PWM DIY dan Direktur Sumber Daya Insani serta Al-Islam Kemuhammadiyahan RS PKU Yogyakarta, menyampaikan khutbah muhasabah bertema “Kembali ke Fitrah dalam Ber-Muhammadiyah”.
Mengutip pandangan ulama Ibnu Jauziyah dalam Al-Himmah fiil Islam, ia menyampaikan bahwa kebangkitan umat Islam dimulai dari barisan shalat subuh yang penuh. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah, terutama dari Kota Yogyakarta, memiliki potensi besar untuk memotori kebangkitan tersebut.
Ikhwan juga mengajak warga persyarikatan untuk lebih dekat dan memahami jati diri Muhammadiyah sesuai fitrahnya, dengan semangat KH Ahmad Dahlan yang mendalam, kontekstual, namun tetap otentik.
“Pemahaman kepribadian Muhammadiyah tidak cukup dalam satu-dua bulan. Ini adalah proses panjang untuk memperkuat aqidah, meningkatkan ibadah, dan memperbanyak amal shalih,” ungkapnya.
Ikhwan juga menguraikan enam sifat Muhammadiyah yang terinspirasi dari pesan KH Ahmad Dahlan:
- Beramal dan berjuang secara ikhlas demi kesejahteraan umat
- Bersikap dermawan dan memperluas ukhuwah
- Menjadi teladan kebaikan dan mengakar di masyarakat
- Lapang dada, rendah hati (tawadhu’)
- Berorientasi pada dakwah yang menggembirakan
- Aktif dalam fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan
Dengan semangat tersebut, Muhammadiyah diharapkan dapat terus memperkuat peran keagamaannya, memperkuat basis jamaah, serta memperkokoh kontribusi bagi bangsa dan umat.
Sumber: Suara Muhammadiyah
Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id dengan judul: PDM Kota Yogyakarta: Kembali ke Fitrah dalam Ber-Muhammadiyah, https://www.suaramuhammadiyah.id/read/pdm-kota-yogyakarta-kembali-ke-fitrah-dalam-ber-muhammadiyah