pdmjogja.org – Pada Selasa, 22 Juli 2025, berlangsung pertemuan penting di Miniatur Masjid Raya Baiturrahman Aceh Yogyakarta, yang berlokasi di Jl. Brawijaya, Pluragan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 15 peserta yang terdiri atas tokoh-tokoh Muhammadiyah, pengurus Takmir Masjid, serta perwakilan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LPCRPM PP Muhammadiyah), Jamaludin Ahmad, bersama jajaran pengurus LPCRPM: Ella Yussy Dwi Astuti, S.S., M.A., Sofriyanto Solih Mu’tasim, S.Pd., Dr. Mutiullah, M.Hum., dan H. Sumardi, S.Ag., S.Pd.. Turut hadir pula Ketua PCM Kasihan, Ketua PRM Tirtonirmolo Barat, dan pengurus Takmir Masjid Miniatur.

Doc: Adri A1MEE
Agenda utama pertemuan ini adalah sosialisasi program Masjid Percontohan Muhammadiyah, hasil kolaborasi LPCRPM PP Muhammadiyah dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI). Selain itu, dilakukan koordinasi awal untuk persiapan kunjungan lanjutan dari pihak Bank Indonesia dalam rangka asesmen potensi pengembangan masjid ini.
Pertemuan diawali dengan pemaparan dari pengurus masjid terkait sejarah pendirian, status pengelolaan, kegiatan rutin keagamaan dan sosial, luas lahan, serta amal usaha yang tengah berjalan. Para pengurus menekankan harapan agar masjid ini dapat menjadi pusat pengembangan ibadah dan ekonomi umat yang berkelanjutan.
Menanggapi hal tersebut, Jamaludin Ahmad menegaskan bahwa Miniatur Masjid Raya Baiturrahman telah dipilih secara strategis sebagai kandidat masjid percontohan Level 4 dalam Program Pengembangan Ekonomi Masjid. Lokasi yang strategis dan potensi ekonomi yang dimiliki menjadikannya layak dikembangkan sebagai marketplace dan inkubator bisnis ekonomi syariah.
Mengacu pada ToR Program Pengembangan Ekonomi Masjid dari Bank Indonesia (2025–2031), masjid Level 4 memiliki peluang besar untuk mengembangkan unit usaha seperti Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Masjid Mart, sebagai bagian dari fungsi pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid.
Perwakilan dari MCE dan Bank Indonesia dijadwalkan melakukan kunjungan lanjutan untuk melakukan penilaian mendalam terhadap kesiapan masjid. Tujuannya adalah untuk memastikan kelayakan masjid ini dalam mengakses program pembiayaan, pendampingan, dan penguatan kelembagaan yang disiapkan oleh Bank Indonesia.
Program ini sekaligus mengukuhkan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat edukasi, sosial, dan ekonomi masyarakat, sesuai prinsip pengembangan masjid terpadu Muhammadiyah.
Pertemuan ditutup dengan sesi makan bersama di WarungMu, sebuah amal usaha yang terletak di area masjid sebagai bentuk nyata pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Selanjutnya, LPCRPM PP Muhammadiyah bersama pengurus masjid akan mempersiapkan segala kebutuhan administratif dan teknis untuk menyambut kunjungan resmi Bank Indonesia.
Kolaborasi ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan strategis—mengintegrasikan aspek keagamaan, sosial, pendidikan, dan ekonomi secara menyeluruh, dalam semangat dakwah berkemajuan Muhammadiyah.
Sumber: LPCRPM