Friday , 7 November 2025

 

Khutbah Jum’at: Mewarnai kehidupan dengan Iman

 

Khutbah Pertama
– Bacaan Tahmid
– Bacaan Sholawat
– Wasiat Taqwa
– Bacaan ayat Al-quran

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta‘ala dengan sebenar-benarnya takwa. Iman adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita. Dengan iman, hidup kita memiliki arah, tujuan, dan cahaya. Allah berfirman:

“Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.”

Jama‘ah Jumat rahimakumullah,

Iman bukanlah sekadar ucapan di lisan yang mudah diucapkan, tetapi hakikatnya adalah cahaya yang bersemayam dalam hati dan diwujudkan dalam amal perbuatan sehari-hari. Seseorang yang benar-benar beriman tidak cukup hanya berkata “saya beriman”, melainkan membuktikan keimanannya melalui ketaatan kepada Allah, menjauhi larangan-Nya, dan berakhlak mulia terhadap sesama manusia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“الإيمان بضع وستون شعبة، فأفضلها قول لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة من الإيمان” (HR. Muslim)

Artinya: “Iman itu memiliki lebih dari enam puluh cabang. Yang tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu adalah salah satu cabang dari iman.”

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa iman mencakup seluruh aspek kehidupan: dari akidah dalam hati, ucapan di lisan, hingga amal nyata dalam perbuatan. Tidak cukup seseorang mengaku beriman jika hanya berpegang pada satu sisi saja. Mengucapkan syahadat adalah puncak keimanan, tetapi Rasulullah ﷺ juga mengingatkan bahwa perbuatan sederhana seperti menyingkirkan duri atau batu dari jalan pun termasuk bagian dari iman. Bahkan rasa malu — yang sering dianggap sepele — disebut oleh Nabi ﷺ sebagai salah satu cabang penting dari iman, karena rasa malu akan mendorong seseorang untuk meninggalkan dosa dan menjaga kehormatan dirinya.

Jama‘ah Jumat yang dimuliakan Allah,
Dari hadis ini kita belajar bahwa iman bersifat dinamis — dapat bertambah dengan ketaatan dan dapat berkurang karena kemaksiatan. Maka, jangan sampai iman kita hanya berhenti di lisan tanpa menembus ke hati dan tanpa tercermin dalam amal. Betapa banyak orang yang fasih berkata “La ilaha illallah”, namun masih bermaksiat, berbohong, berkhianat, atau zalim kepada sesama. Itu tanda bahwa imannya belum kokoh dalam hati.

Marilah kita senantiasa memperbarui iman kita dengan memperbanyak dzikir, memperdalam ilmu agama, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan amal saleh. Iman yang hidup akan menuntun hati menjadi tenang, langkah menjadi ringan menuju kebaikan, dan hidup menjadi penuh keberkahan.

Jama‘ah Jumat rahimakumullah,

Iman adalah benteng kokoh yang melindungi hati dan jiwa kita dari segala tipu daya dunia dan godaan setan. Orang yang beriman akan senantiasa memiliki ketenangan hati, karena ia menggantungkan seluruh harapan dan sandarannya hanya kepada Allah. Tidak ada kebahagiaan sejati kecuali bagi orang yang hatinya hidup dengan iman dan dipenuhi dengan dzikir kepada-Nya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

“الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ” (الرعد: 28)
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Ayat ini menegaskan bahwa ketenangan sejati tidak bisa dibeli dengan harta, jabatan, atau popularitas, tetapi lahir dari hati yang selalu terhubung dengan Allah melalui dzikir, shalat, membaca Al-Qur’an, dan amal kebaikan lainnya. Karena itu, iman harus senantiasa dijaga dan dipelihara. Jangan biarkan iman kita melemah akibat maksiat, kelalaian, dan cinta dunia yang berlebihan. Sebab, iman itu bisa pudar sedikit demi sedikit jika tidak dirawat dengan amal saleh.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Ketahuilah, iman bukan sekadar kata di lisan, tetapi akan diuji oleh Allah dengan berbagai cobaan dalam kehidupan. Allah ﷻ berfirman:

“أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ” (العنكبوت: 2)
“Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan berkata: ‘Kami beriman’, padahal mereka belum diuji?”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap orang beriman pasti akan melewati ujian, baik berupa kesulitan hidup, kehilangan, sakit, maupun kekecewaan. Semua itu bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan iman dan membersihkan hati dari sifat sombong serta ketergantungan kepada dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya besarnya balasan tergantung pada besarnya ujian. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka.” (HR. Tirmidzi)

Maka bersabar dalam menghadapi setiap ujian hidup merupakan sikap yang tepat dengan tidak mengeluh dan tidak berputus asa. Karena setiap kesulitan yang kita hadapi adalah bukti bahwa Allah masih memperhatikan kita dan ingin mengangkat derajat kita di sisi-Nya. Semakin tinggi iman seseorang, semakin besar pula ujian yang Allah berikan, agar ia semakin dekat dan semakin mengenal Allah sebagai Pencipta, dan Pemilik Rizki. Allah SWT senantiasa berharap diingat oleh hambanya, maka hamba Allah SWT akan memberikan peristiwa-peristiwa baik yang ringat maupun yang berat, baik dengan kesediahn maupun kebahagiaan yang hadir dalam kehidupan manusia.

Jama‘ah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita jadikan momentum hari Jumat yang penuh berkah ini untuk muhasabah diri. Sudahkah iman kita bertambah atau justru berkurang? Apakah amal kita hari ini lebih baik dari kemarin, atau malah semakin jauh dari petunjuk Allah?

Mari kita tingkatkan iman dengan memperbanyak amal saleh, menjaga shalat tepat waktu, menahan lisan dari dosa, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan senantiasa berdzikir mengingat Allah.

Semoga Allah ﷻ meneguhkan iman kita di hati, memberi kekuatan untuk istiqamah di jalan-Nya, dan menutup kehidupan kita dengan husnul khatimah, yaitu akhir kehidupan yang diridhai oleh-Nya.

Khutbah Kedua

  • Membaca Tahmid
  • Membaca Tasyahhud atau Syahadat
  • Membaca Sholawat pada Nabi Muhammad
  • Memberikan wasiat taqwa

Jama‘ah Jumat rahimakumullah,

Jagalah iman kita dengan ilmu, amal saleh, dan doa. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa:

“اللهم ثبت قلبي على دينك”
“Ya Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Mari kita perbanyak amal saleh, jauhi maksiat, dan saling menasihati dalam kebenaran. Untuk mengakhiri khutbah ini, saya mengajak Jamaah untuk memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar kita dilindungi dan terhindar dari lemah iman, amal, dan rasa malas untuk berdo’a.

Menutup khutbah dengan membaca doa, urutan:

  • Surat Al-Ahzab ayat 56
  • Sholawat Nabi
  • Doa untuk Kaum Muslimin
  • Doa untuk diri sendiri dan orang tua
  • Doa untuk keluarga
  • Doa Keselamatan dunia dan akhirat
  • Doa mohon diteguhkan imannya
  • Doa lain..
  • Penutup doa

Leave a Reply