Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjadi pilot project sinematografi yang diselenggarakan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta.

“Ke depan bila ini berhasil akan ditularkan dan dikembangkan ke sekolah-sekolah lain di wilayah Kota Yogyakarta,” kata Ketua MPI PDM Kota Yogyakarta, Subhi Waltono, Selasa (12/12/2023).

Menurutnya, siswa-siswi SMK perlu dikenalkan dunia sinema agar kelak bisa menjadi sineas andal. “Ini menjadi pelajaran berharga untuk siswa-siswi,” lanjutnya.

Mewakili Kepala SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Anam yang juga mengampu pemberitaan, mengatakan, sinema adalah salah satu profesi yang bisa menjadi pilihan di masa depan.

Bagi Anam, pihaknya merasa terbantu. “Khususnya edukasi tentang sinematografi sebagai bahan keilmuan,” tandasnya.

Kebanyakan, siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang mengikuti pelatihan sinematografi dengan narasumber Ronggo SG, merasa sangat senang karena belajar banyak hal baru dari sinematografi.

Mereka yang punya kegemaran membuat film atau memiliki impian menjadi sinematografer sudah bisa belajar dari sekarang.

Pada kesempatan itu, Ronggo mengajarkan critical thinking, creative thinking dan sebagainya, khususnya dasar-dasar dalam pembuatan film. Juga macam-macam teknik kamera movement: zoom, dolly (track), panning, crab, tilt, pedestal (ped), arc dan follow.

“Pergerakan kamera ketika menangkap momen dalam suatu adegan film merupakan aspek esensial yang tak boleh ketinggalan untuk dipelajari,” kata Ronggo.

Menurutnya, seorang pembuat film yang baik harus memiliki kecakapan mengambil gambar dari berbagai sudut pandang. “Hal ini penting dan berpengaruh besar dalam menentukan kualitas suatu karya film,” katanya.

Untuk menunjang pelaksanaan penempatan magang kerja siswa dan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, dilakukan kerjasama antara MPI PDM Kota Yogyakarta dengan SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Kedua belah pihak membantu dalam melaksanakan berbagai program kerja sama dengan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang ada di lingkungan masing-masing.

Ke depan siswa-siswi SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta bisa memaksimalkan potensinya dengan belajar bersama di PDM Kota Yogyakarta.

Diawali dengan rintik gerimis, tak menyurutkan sebanyak 6000 warga masyarakat dan warga Persyarikatan Muhammadiyah Yogyakarta mengikuti kegiatan Jalan Sehat Semarak Milad ke-111 Muhammadiyah. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta pada Ahad, 10 Desember 2023.

Beberapa tamu undangan yang hadir antara lain Bendahara Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ir Ahmad Syauqi Soeratno, MM, Bendahara PWM DIY Abdul Latief Baedhowi, SAg, Ketua PDM Kota Yogyakarta H Aris Madani, S.Pd.I. beserta jajaran, Anggota DPD DIY Drs H Muhammad Afnan Hadikusumo, Rektor UII Prof Fathul Wahid, ST., MSc., PhD, dan beberapa tamu undangan lainnya.

Selama kegiatan Jalan Sehat ini berlangsung, para peserta melakukan start dan finish di Lapangan SMA Negeri 11 Jetis Yogyakarta (Selatan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta). Dengan rute start – Jl. Gotong royong – jl. Magelang – jl. Wolter Monginsidi – jl. AM Sangaji – jl. Gotong royong – finish. Jalan sehat ini dilepas secara langsung oleh ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani, S.Pd.I. Para peserta berjalan menyusuri Wilayah Jetis dan sekitarnya sekaligus memperkenalkan eksistensi denyut nadi Muhamamdiyah yang ada di Wilayah Jetis.

Menurut Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani, pihaknya sangat bergembira dan mengapresiasi setinggi-tingginya dengan penyelenggaraan Jalan Sehat tersebut. Aris juga menyampaikan terima kasih kepada peserta yang begitu rupa berbondong-bondong hadir menyukseskan kegiatan tersebut.

“Atas nama PDM Kota Yogyakarta dan seluruh panitia, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas kehadiran bapak dan ibu sekalian warga Persyarikatan dan bapak-ibu saudara sekalian. Alhamdulillah pelaksanaannya lancar dan berjalan sesuai dengan yang dirancanakan. Kami mengucapkan banyak terima kasih bapak dan ibu sponsor yang telah mendukung dan memberi bantuan untuk kegiatan jalan sehat kali ini,” ujarnya.

Aris Madani juga menjelaskan kegiatan tersebut sebagai reaktualisasi dari proses kontemplasi diri. Sesaat kemudian setelah Muhammadiyah merayakan milad ke-111 tahun, Aris meminta warga Persyarikatan di Kota Yogyakarta untuk senantiasa melakukan pembenahan diri secara berkelanjutan. Hal itu dalam rangka memajukan Muhammadiyah Kota Yogyakarta ke depannya. Mudah-mudahan dengan evaluasi yang dilakukan akan semakin banyak bisa berkiprah untuk masyarakat di kota yang istimewa ini.

Aris mengharapkan setelah kegiatan ini, para peserta dapat mengambil spirit kebersamaan dan bermuhammadiyah. Khusunya dalam semangat bermuhammadiyah, Aris menekankan agar warga Persyarikatan meneguhkan komitmennya dengan keputusan Persyarikatan. Artinya, derap langkahnya harus berjalin berkelindan pada keputusan tersebut dan tidak boleh sampai melanggarnya.

Selain itu rasa terimakasih di ungkapkan juga oleh Agni Sutanta selaku ketua panitia kegiatan jalan sehat ini. Kegiatan yang memiliki kerjasama dengan Sekolah sekolah Muhammadiyah Kota Yogyakarta serta ikut andilnya beberapa universitas yang memberikan door prize umroh seperti UMY dan UAD, sedangkan UNISA dan Universitas Islam Indonesia yang memberikan kontribusi beberapa doorprize.

Dalam jalan sehat ini, para panitia menyiapkan pelbagai doorprize menarik. Beberapa di antaranya meliputi sepeda, kulkas, handphone, payung, serta masih banyak lagi. Dan salah satu hadiah utamanya berupa dua buah paket umrah dan sepeda motor. Adapun yang mendapatkan hadiah umroh adalah Siska Susanti Mayasari warga Gendeng, Gondokusuman dan Tsaqifa Taqiyya Ulfah Guru SD Muhammadiyah Kleco Yogyakarta sedangkan yang berhak mendapatkan Sepeda motor adalah Purwadi karyawan SD Muhammadiyah Wirobrajan 3.

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Yogyakarta mengadakan Lokakarya Pengkajian Risiko Bencana pada Ahad 3 Desember 2023 di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). 

Mengusung tema “Sinergi Persyarikatan, Wujudkan Resiliensi Bencana,” kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait kebencanaan dan membangun sinergi persyarikatan guna penanggulangan risiko bencana.

Memberikan sambutan pada acara tersebut Ketua MDMC Kota Yogyakarta, Arifudin Nur Rahman dan Aris Madani selaku Ketua PDM Yogyakarta dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini. Walaupun sempat ada perubahan jadwal, tetapi ia mengaku takjub hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta untuk hadir. 

Aris menyampaikan, Muhammadiyah, khususnya MDMC sudah sepatutnya mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi hari esok, utamanya terkait bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Salah satu ijtihad dan tajdid, menurut Aris, ialah dengan mengenal bencana dan risikonya serta berupaya menanggulangi dan mengeliminasi hal tersebut. “Ini namanya menerapkan Islam Berkemajuan,” lanjutnya.

Di hadapan sekitar 100 peserta, Rahmawati Husein selaku pemateri pertama menyampaikan terkait dasar-dasar bencana. Saat sesi brainstorming berlangsung, ternyata masih beragam persepsi peserta terkait apa itu bencana. Oleh karenanya, ia juga menggaris bawahi pentingnya penyamaan persepsi guna menyusun manajemen bencana. 

Terdapat tiga kategori manajemen bencana yang disampaikan Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat (LLHPB PP) ‘Aisyiyah tersebut, yaitu pada pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Pada pra bencana, dilakukan manajemen risiko bencana, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Sementara saat bencana dilakukan manajemen kedaruratan, dan manajemen pemulihan pada pasca bencana.

Senada dengan Rahmawati, Kepala Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana UAD sekaligus pemateri kedua, Anang Masduki menyampaikan bahwa persepsi seseorang terhadap bencana menentukan respon yang akan dilakukan. “Termasuk mengubah penanggulangan menjadi resiliensi itu membangun imunitas. Jadi kalau ada bencana sudah tangguh,” katanya.

Ia juga menekankan terkait pentingnya One Muhammadiyah One Resilience (OMOR) sebagai implementasi fikih kebencanaan yang telah dicanangkan Muhammadiyah. Dengannya semua warga Muhammadiyah sadar akan bencana, sehingga kemudian terbentuk Jamaah Tangguh Bencana.